Kimia Medisinal 3

Reaksi kimia obat yang terjadi didalam tubuh biasanya dikaitkan dengan proses farmakokinetik yang dimana nanti bagaimana organisme mempengaruhi penyerapan obat, pendistribusian obat, metabolisme obat dan segala macamnya. 

Asetilasi sendiri merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung gugus amina primer, seperti amina aromatik primer dan amina afilatik sekunder. Gugus asetil yang digunakan untuk reaksi asetilasi berasal dari asetil koenzim A.


Link video pertemuan ketiga,
"Reaksi Asetilasi"
https://youtu.be/DyPlrm4Q01g

Comments

  1. Contoh dari reaksi asetilasi ini terjadi pada proses bioaktivasi dan bioinaktivasi. Dimana bioaktivasi merupakan pengaktifan farmakologi obat menjadi lebih kuat atau efektif karena bereakksi dengan metabolisme yg terdapat di hati dan beberapa organ lain. Dan bioinaktivasi (detoksifikasi); karena obat mengalami kimiawi secara enzimatis dan pada umumnya hasil perubahannya tidak atau kurang aktif lagi.
    Selain itu, adanya kemampuan asetilasi dari masing masing individu yang berdasarkan pada faktor genetiknya. sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, antara lain Asetilator Cepat dan Asetilator Lambat. Adapun salah satu contoh pengaruh faktor genetik terhadap metabolisme obat dalam tubuh yaitu seperti metaboliseme isoniazid. Dimana aktivitas dari obat Isoniazid (INH) ini yakni sebagai antituberkulosis, sangat tergantung kepada proses atau tingkat kecepatan dari reaksi asetilasinya sendiri.
    Adapun pertanyaan saya yaitu :
    1. Bagaimana kita dapat mengetahui apakah faktor genetik kita terhadap suatu obat nantinya sebagai asetilator cepat atau lambat?
    2. Lalu bagaimana solusi ny, apabila kita meminum suatu obat, dan yang kita harapkan dari ibat tersebut akan mengalami bioaktivasi namun mengalami bioinaktivasi?
    3. mengapa aktivitas obat Isoniazid yang tadi disebutkan sangat tergantung pada kecepatan dari reaksi asetilasi? Apa tujuan dari reaksi asetilasi tersebut terhadap obat isoniazid ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. Asetilator cepat ditentukan oleh gen dominan sedangkan yang lambat ditentukan oleh gen resesif yang dimiliki oleh tiap masing2 individu. Genotip asetilator cepat RR homozigot atau Rr heterozigot sedangak asetilator lambat rr.
      individu yg tergolong inaktivator lambat aktivitas enzim N-acetyltransferas ny juga lambat, begitu pula sebalikny. Perbedaan dari tiap individu terhadap asetilator ini dikarenakan oleh fase variasi genetik dari gen yang menyandi / mengunci ekspresi enzim N-acetyltransferas.
      2. Didalam tubuh keanekaragaman genetik terhadap farmakokinetik obat memiliki peran nya masing-masing. beberapa gen yang bertanggung jawab terhadap proses metabolisme obat yaitu gen P450. gen tersebut menyandi beberapa ekspresi dari enzim-enzim metabolisme di dalam tubuh. Variasi struktur dari enzim tersebut menyebabkan meningkatnya efek samping pada beberapa obat. Oleh karena itu terbentuklah suatu fase reaksi metabolisme obat didalam tubuh yang bekerja untuk menentukan nasib jalannya obat (farmakokinetik) di dalam tubuh makhluk hidup.
      3. Karena, didalam tubuh terdapat enzim N-Acetyltransferase yang dimana berfungsi untuk mengkatalisasi pemindahan gugus asetil dari zat satu ke zat lainnya. Untuk pengobatan dengan INH (isoniazid) berpengaruhnya kecepatan reaksi asetilasi karena, jika asetilator lambat akan mudah terkena efek samping INH (isoniazid) berupa neuropati perifer (kerusakan pada sistem saraf tepi) karena defisiensi vitamin B6. INH (isoniazid) akan menghambat pemakaian vitamin B6 jaringan dan akan memperbesar eksresi B6 sehingga hal tersebut dapat menyebabkan malnutrisi nantinya. Sedangkan, vitamin B6 (Pridoksin) memiliki fungsi nutrisi yang penting bagi perkembangan otak, saraf, kulit. Vitamin ini juga penting untuk proses pembentukan energi dari lemak, protein, dan karbohidrat, antibodi, dan sel darah merah, serta untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kimia Medisinal 10

kimia medisinal 12

Isolasi Senyawa Bioaktif 3