Isolasi Senyawa Bioaktif 3

Ekstrak adalah sedian kental yang di peroleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisa nabati atau simplisa hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.

Metode maserasi merupakan proses difusi pelarut ke dalam dinding sel tumbuhan yang mengandung senyawa aktif. Metode maserasi cocok digunakan untuk mengekstraksi komponen kimia yang kurang tahan terhadap panas termasuk zat aktif antioksidan

Link video ekstraksi antioksidan dengan metode maserasi,
https://youtu.be/22xMys8iDl4

Comments

  1. dikatakan menggunakan pelarut etanol 96%.
    Seperti yang kita tau kan ada pelarut etanol yang 50% ,70% nah ini kan pelarutnya tentu lebih polar dan nantinya menghasilkan ektrak dg jumlah banyak,lalu mengapa pada ektraksi ini menggunakan etanol dg konsentrasi 96%

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena, Penggunaan etanol 96% sebagai pelarut dalam proses maserasi dengan alasan lebih selektif, tidak toksik, absorbsinya baik dan dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
      Jenis pelarut yang digunakan tidak akan berbeda (misalnya air) karena zat terlarutnya sama yaitu etanol, tetapi volume air dalam larutan etanol 70% lebih tinggi 30% dari volume 96 % larutan etanol, yaitu 4%.
      Larutan etanol 70% lebih encer daripada larutan etanol 96% karena memiliki kandungan pelarut yang lebih banyak pada volume larutan yang sama dan kandungan zat terlarut yang lebih sedikit pada volume yang sama.
      Begitu juga dengan etanol 50% semakin rendah semakin encer dan memiliki volume air yang tinggi. Sehingga dikhawatirkan nanti nya jika terlalu banyak volume air yang terdapat pada rendeman suatu senyawa yang didiamkan selama berhari-hari dikhawatirkan akan menumbuhkan bakteri dan jamur yang dapat mengakibatkan terganggunya senyawa yang terkandung pada tumbuhan yang sedang di ekstrak.

      Delete
  2. Mengapa penyimpanan suatu ekstrak dilakukan selama 4 hari? Adakah alasan yang mendasarinya? dikarenakan ketika terlalu lama maka terjadi kerusakan suatu senyawa yang diektraknya,kalo terlalu cepat,senyawa metabolitnya blm terektraksi semua,lalu bagaimana cara penentuannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena, pada dasarnya prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar sel. Parutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel.
      Pada umumnya maserasi dilakukan 5 hari. Tetapi, berdasarkan beberapa sumber literatur penelitian yang telah dilakukan beberapa sumber mengatakan bahwa Lamanya waktu maserasi terbaik yang didapatkan pada proses ekstraksi senyawa antioksidan pada daun kelor ini yaitu pada waktu hari ke-4. Yg dimana besar rendemen yang didapat lebih banyak dibanding pada hari ke- 3 atau hari ke- 5. Setelah waktu tersebut keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan luar sel telah tercapai.

      Delete
  3. dalam materi inikan ekstraksi senyawa antioksidan terhadap simplisia daun kelor,berarti kita melihat apakah ekstrak dari simplisia daun kelor itu memiliki khasiat sebagai antioksidan,lalu bagaimana hasil akhinya yang membuktikan dia mempunyai khasiat sebagai antioksidan sedangkan kalo kita liat dari senyawa metabolitnya yaitu flavonoid tadi,maka hasilnya bisa berupa endapan berwarna kuning,akan tetapi flavonoid itukan banyak bisa digunakan,bisa untuk antimikroba,dsb,lalu bagaimana yang membuktikan dia sebagai antioksidan

    ReplyDelete
    Replies
    1. baiklah, seperti yang sudah saya jelaskan pada video, bahwa untuk mengetahui daun kelor tersebut memiliki aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan metoda Spektrofotometri yang berdasarkan kepada terjadinya peredaman radikal DPPH. Metoda ini dipakai karena pengerjaannya mudah, cepat, dan hanya memerlukan sampel dalam jumlah sedikit. Senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan akan bereaksi dengan DPPH melalui pemberian elektron dari senyawa antioksidan kepada DPPH yang mempunyai elektron sunyi, sehingga elektron tersebut menjadi berpasangan.
      Tanda atau patokan yang bisa kita jadikan suatu parameter untuk mengatakan bahwa daun kelor tersebut mengandung flavonoid sbg antioksidan yaitu pada hasil perhitungan IC50 (konsentrasi penghambatan setengah maksimal) yang didapatkan dengan cara menggunakan rumus perhitungan persentase inhibisi. Pada hasil literatur, IC50 yang diperoleh 4,289 yang dimana bahwa penggolongan keefektifan senyawa antioksidan berdasarkan IC50, yaitu suatu senyawa dikatakan sebagai antiradikal (antioksidan) bebas sangat kuat apabila nilai IC50< 10 μg/ml (mikrogram/mililiter), kuat apabila nilai IC50 antara 10-50 μg/ml, sedang apabila IC50 berkisar antara 50-100 μg/ml, lemah apabila nilai IC50 berkisar antar 100-250 μg/ml dan tidak aktif apabila > 250 μg/ml. Nilai IC50 yang semakin rendah menunjukan aktivitas antioksidan yang semakin kuat.

      Delete
  4. Berarti dapat disimpulkan bahwa pelarut etanol 96% itu lebih selektif tidak toxic dan absorpsinya baik sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Larutan etanol 70% lebih encer karena dia memiliki pelarut yang lebih banyak pada volume larutan yang sama dan kandungan zat terlarut yang lebih sedikit pada volume yang sama begitu juga dengan etanol 50%.
    Pada umumnya maserasi dilakukan 5 hari tapi berdasarkan sumber literatur penelitian yang telah dilakukan lama waktu maserasi terbaiknya yaitu pada hari ke-4 di mana besar rendemen yang didapat lebih banyak dibanding hari ke-3 dan ke-5
    Tanda yang bisa dijadikan suatu parameter untuk menyatakan bahwa dengan keluar tersebut mengandung aktivitas sebagai antioksidan yaitu pada hasil perhitungan konsentrasi penghambatan setengah maksimal yang didapatkan dengan rumus persentase inhibisi. Yang mana jika dikatakan sebagai antioksidan apabila nilainya kurang dari 10 mikrogram/mililiter.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kimia Medisinal 7

Kimia Medisinal 10